www.peristiwaRakyat.com.ǁSumenep,5 September2025-Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DKP2KB) Kabupaten Sumenep terus menggenjot pelaksanaan Outbreak Response Immunization (ORI) Campak Rubela di seluruh wilayah.
Program yang dijalankan melalui 26 Puskesmas ini mencatat progres signifikan. Hingga pada Selasa (3/9/2025 ) pukul 16.00 WIB cakupan imunisasi sudah mencapai 40.912 anak dari total sasaran 73.969, atau sekitar 55,3 persen.
Kepala DKP2KB Sumenep, drg. Ellya Fardasah menyampaikan bahwa capaian ini merupakan hasil kerja keras lintas sektor di lapangan, meski belum semua wilayah menunjukkan hasil optimal.
Disebutkan, bahwa untuk sasaran usia 9 sampai 12 bulan, dari 3.404 anak, yang sudah diimunisasi 1.412 atau 41,5 persen.
Usia 12 sampai 47 bulan, dari 31.237 anak, yang sudah diimunisasi 11.919 atau 38,2 persen.
Usia 4 – 6 tahun, dari 26.308 anak, yang sudah diimunisasi 17.973 atau 68,3 persen.
“Sedangkan untuk usia 7 tahun, dari 13.020 anak, sudah 9.610 diimunisasi atau 73,8 persen,” sebut drg. Ellya Fardasah pada Junat (5/9/2025).
Dari data tersebut, Puskesmas Giligenting menjadi yang paling menonjol dengan capaian tertinggi, yaitu 87,6 persen. Dari total 1.565 sasaran, sebanyak 1.372 anak telah mendapat imunisasi campak rubela.
Sebaliknya, Puskesmas Dungkek mencatatkan capaian terendah. Dari 2.362 anak yang menjadi sasaran, baru 410 yang berhasil diimunisasi, atau sekitar 12,4 persen.
“Kami sangat mengapresiasi Puskesmas Giligenting atas capaian yang luar biasa. Ini bisa menjadi contoh bagi puskesmas lain untuk lebih aktif menjangkau sasaran,” tuturnya.
Pihaknya menegaskan, bahwa kegiatan ORI ini tidak hanya bergantung pada tenaga kesehatan, tapi juga harus didukung penuh oleh aparat desa dan kecamatan.
“Koordinasi lintas sektor sangat penting. Kami butuh dukungan dari perangkat desa, tokoh masyarakat, dan orang tua anak agar lebih aktif dalam sosialisasi dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya imunisasi,” tambahhnya.
Dinas Kesehatan P2KB Kabupaten Sumenep lanjutnya, telah menyiapkan berbagai kebutuhan mulai dari stok vaksin, logistik kesehatan, hingga penataan fasilitas layanan kesehatan, termasuk ruang isolasi apabila ditemukan kasus campak aktif.
“Kami juga terus mengedukasi masyarakat untuk mencegah penularan campak melalui vaksinasi. Semakin tinggi cakupan imunisasi, semakin kecil risiko penyebaran penyakit ini,” terangnya.
Program ORI Campak Rubela ini ditargetkan menjangkau seluruh sasaran hingga akhir September 2025.