www.peristiwaRakyat.com.ǁBangkalan,25 Oktober 2025-Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) RI, Hj Arifah Fauzi, MSi takjub dengan keberadaan Zona Sirkular Ekonomi (ZSE) di Universitas Trunojoyo Madura (UTM).
Terlebih ketika menteri asal Kecamatan Burneh, Kabupaten Bangkalan itu disuguhkan dengan kobaran api biru pada perangkat kompor yang terhubung ke pipanisasi biogas dari kotoran sapi di Science Techno Park (STP).
STP merupakan bagian dari ZSE UTM berfungsi sebagai sistem terpadu yang menghubungkan produksi, pengolahan, dan pemanfaatan limbah serta energi terbarukan di antara berbagai pelaku. Mulai dari kampus, masyarakat, hingga pelaku usaha dalam satu siklus sirkular yang saling mendukung.
Selain STP, terdapat pula Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS 3R) ‘Simadu’ yang diresmikan langsung Menteri Arifah bersama Anggota Komisi VIII DPR RI, Hj Ansari serta Bupati Bangkalan, Lukman Hakim berikut Wakil Bupati Moch Fauzan Ja’far.
Selain STP dan TPS 3R, di kawasan ZSE UTM juga terdapat peternakan sapi Madura berbasis zero waste dan integrated farming, Unit Biogas Sistema yang menghasilkan energi alternatif ramah lingkungan, Biofil (Bio Slurry Refill) untuk produksi pupuk organik cair dan padat.
Selanjutnya, terdapat workshop biogas dan riset sirkular untuk mendukung inovasi teknologi hijau, serta program edukasi melalui STP dan pemberdayaan masyarakat sekitar kampus seperti Pondok Pesantren dan Usaha Rumah Tangga.
“Semua ini di luar ekspektasi. Saya pikir awalnya kampus ini kecil, ternyata besar, mempunyai hasil inovasi-inovasi yang sangat luar biasa. Kami juga melihat biogas kompor tanpa ada tabung LPG, tetapi bisa memasak dan matengin sate melalui biogas,” ungkap Artifah.
Selain peresmian TPS 3R ‘Simadu’, Arifah hadir di kampus negeri yang berlokasi di Desa Telang, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan itu sebagai keynote speaker dalam Talk Show Gender Awareness bertemakan, ‘Generasi Sadar Gender, Saatnya Bicara, Saatnya Bergerak’.
Di sela meresmikan TPS 3R ‘Simadu’, Arifah juga berkesempatan meninjau kreativitas dan inovasi-inovasi di ZSE UTM. Mulai dari pengolahan limbah plastik menjadi genteng, kursi, serta STP dengan produksi api biru pada biogas yang disebutnya sebagai inovasi dan kreatifitas yang luar biasa dan original.
Hasil inovasi dan kreatifitas mahasiswa dan dosen di ZSE UTM itu seolah meyakinkan Arifah bahwa, UTM dengan status Akreditasi Unggul memang bagian dari jajaran perguruan tinggi elit di Indonesia. Sebagaimana Surat Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) bernomor 1819/SK/BAN-PT/AK/PT/IX/2024 tertanggal 24 September 2024.
“Masuk peringkat 123 dari 4500-an kampus di seluruh Indonesia. Artinya, kampus ini cukup diperhitungkan. Jadi kalau sudah selesai penelitiannya, kita bisa sosialisasikan bersama. Kebetulan ada rekan dari Komisi VIII DPR RI,” tegas Arifah.
Karena itu, Arifah mengajak mahasiswa maupun para alumni untuk bersama membangun Madura untuk menjadi daerah yang lebih baik lagi dan lebih berjaya. Sehingga di masa depan bisa lebih mensejahterakan masyarakat.
“Untuk para alumninya, ayo bersama apa yang kita bisa dedikasikan untuk kampus dan juga masyarakat. Saya pikir ini kampus yang luar biasa, hanya saja perlu sosialisasi lebih banyak lagi untuk ditunjukkan, bahwa UTM adalah salah satu kampus negeri yang seharusnya diperhitungkan. Bukan saja di Jawa Timur tetapi juga di Indonesia. Mudah-mudahan ini bisa jadi kenyataan dan harus kita dukung bersama,” pungkasnya.
Rektor UTM, Prof Dr Safi’, SH, MH mengungkapkan, ZSE UTM berangkat dari keberadaan lahan yang belum berfungsi secara optimal dan dikembangkan menjadi kawasan STP dan TPS 3R. Pada kawasan itu juga kegiatan peternakan, perikanan, pertanian yang terintegrasi agar bisa menjadi media pembelajaran bagi dosen dan mahasiswa serta potensi pendapatan kampus.
“Jadi lengkaplah di situ, sekarang sudah dimulai walaupun masih belum sempurna. Untuk awal yang sudah berjalan itu adalah program penggemukan sapi, kotoran sapi kami olah menjadi biogas yang kami kelola secara integrate farming dan zero waste,” ungkapnya.
Dari biogas, lanjut Prof Safi’, limbahnya dikelola menjadi pupuk Bio Slurry Refill untuk produksi pupuk organik cair dan padat untuk kebutuhan berbagai macam tanaman di ZSE UTM dengan konsep integrated farming system.
“Pupuk itu kami manfaatkan untuk menyuburkan tanah yang dipakai untuk lahan-lahan pertanian. Kami juga akan sinergikan dengan pemerintah daerah dan dunia industri serta masyarakat sekitar kampus. Sehingga kelak bisa menghasilkan potensi atau pendapatan ekonomi bagi UTM dan masyarakat sekitar,” pungkas Prof Safi’.
Ketua Pusat Riset dan Pengembangan Sapi Madura, Andrie K Sunyigono menambahkan, ZSE UTM dirancang sebagai ekosistem inovasi berkelanjutan yang mengintegrasikan riset, pendidikan, dan bisnis hijau berbasis konsep 9R.
“Tujuannya adalah menciptakan sistem pertanian, peternakan, energi, industri terpadu yang efisien, rendah emisi, dan bernilai ekonomi,” ungkap Andrie yang juga sebagai Dosen Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian UTM.
Pada ZSE UTM tidak hanya Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian, namun juga terintegrasi dari berbagai prodi yang meliputi Prodi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian, Prodi Teknik Mesin Fakultas Teknik.
Andrie menjelaskan, pada prinsipnya bagaimana ZSE UTM ini bisa mengelola lingkungan yang berkelanjutan dengan beberapa unit. Mulai dari TPS 3R, peternakan Sapi Madura yang dikelola secara integrate farming dan zero waste yang limbah kotoran sapi dimasukkan ke sistem biogas.
Kemudian diolah secara otomatis, melalui reactor yang besar dan keluar Bioslurry Refill berupa pupuk cair ataupun padat yang menghasilkan biogas untuk dimanfaatkan sebagai pengganti LPG, bisa juga penggerak mesin diesel dan juga listrik.
“Kebetulan teman-teman teknik mesin di gedung ini sudah mulai melakukan riset. Pada ZSE ini, juga ada upaya kegiatan Tri Dharma berupa penelitian dan pengabdian masyarakat, salah satu yang sudah kami lakukan sudah berjalan di Pamekasan. Di situ ada pilot project nasional pengembangan biogas, alhamdulillah Pamekasan dan UTM dipercaya secara nasional,” pungkasnya.

