www.peristiwaRakyat.com.ǁSampang,26 Oktober 2025-
Produksi garam milik PT Garam (Persero) mengalami penurunan tajam akibat hujan deras yang terus mengguyur wilayah Madura sejak awal Oktober 2025.
Curah hujan tinggi yang datang lebih cepat dari perkiraan menyebabkan sebagian besar tambak garam di tiga kabupaten utama, termasuk Sampang, gagal mencapai hasil optimal.
Kondisi cuaca yang tidak menentu ini menjadi tantangan besar bagi PT Garam.
Meski berbagai upaya dilakukan untuk mempertahankan produksi di sejumlah lokasi, hasil di lapangan tetap jauh dari target yang ditetapkan.
“Tahun ini hasilnya memang tidak sebaik tahun lalu.”
“Kami tetap berproduksi, tetapi intensitas hujan tinggi membuat kristalisasi garam terganggu,” kata Humas PT Garam, Miftahol Arifin.
Menurut Miftahol, dari target produksi sebesar 150 ribu ton, hingga kini baru terealisasi sekitar 81 ribu ton.
Angka tersebut bahkan belum mencapai 60 persen dari total target tahunan.
“Dengan curah hujan seperti ini, proses penguapan di tambak hampir tidak bisa maksimal, air asin tidak sempat mengering menjadi kristal,” terangnya.
Berdasarkan data PT Garam, empat lokasi pegaraman di Madura menghasilkan produksi yang timpang.
Dua wilayah di Kabupaten Sumenep hanya mampu menyumbang 34,5 ribu ton, Pamekasan sekitar 38,6 ribu ton, dan Sampang hanya 7,8 ribu ton.
Kondisi ini membuat perusahaan pelat merah tersebut harus melakukan penyesuaian strategi produksi dan menyusun langkah mitigasi untuk mencegah kerugian lebih besar.
“Kami berharap cuaca segera membaik agar sisa lahan yang masih bisa digunakan dapat dioptimalkan.”
“Kalau hujan terus turun, produksi otomatis berhenti total,” tuturnya.
Selain berdampak pada hasil produksi nasional, penurunan ini juga dikhawatirkan memengaruhi pasokan garam konsumsi dan industri dalam negeri, mengingat Madura selama ini menjadi salah satu pusat produksi terbesar di Indonesia.
“Kami berharap cuaca berpihak agar produksi bisa kembali stabil,” pungkasnya.

